Blogroll

Minggu, 18 Maret 2018

Perpustakaan : Mengenal Slims8 dan Cara installnya di linux mint ll BLC TELKOM KLATEN

 Om Swastuastu,

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang slims sebagai berikut :

a. Pendahuluan
    Perkembangan alta elektronik mempermudahkan kita dalam memperoleh informasi. Maka dengan adanya slims ini akan menjadi salah satu saran.

b. Latar belakang
    Seiring perkembangan teknologi di dunia ini, membuat masyarakat ataupun pelajar malas berjalan ke perpustakaan, dengan itu saya menginstal aplikasi ini.
 
 c. Alat & Bahan
d. Maksud & Tujuan
  • Membuat perpustakaan online.
  • Agar masyarakat dapat membaca buku secara online.
  • Mengetahui pengertian SLiMS.
  • Mengetahui cara instalasinya.
e. Jangka Waktu Pelaksanaan

    Dalam proses pengerjaan ini, untuk bagian menginstal saya membutuhkan waktu sekitar 10 menit.

f. Pembahasan Materi

1. Pengertian Slims



Hasil gambar untuk Tujuan adanya slims
   
     Portable SLiMS atau PSLiMS adalah server web Apache yang dibundel dengan MySQL dan PHP. Senayan Library Management System (SLiMS) adalah perangkat lunak open source gratis untuk pengelolaan sumber daya perpustakaan (seperti buku, jurnal, dokumen digital dan materi perpustakaan lainnya). SLiMS dilisensikan di bawah GNU GPL versi 3.

A.  Sejarah Senayan Library Management System (SLiMS)
Senayan, atau lengkapnya Senayan Library Management System (SLiMS), adalah perangkat lunak sistem manajemen perpustakaan (library management systemsumber terbuka yang dilisensikan di bawah GPL v3. Aplikasi web yang dikembangkan oleh tim dari Pusat Informasi dan Humas Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia ini dibangun dengan menggunakan PHPbasis data MySQL, dan pengontrol versi Git. Pada tahun 2009, Senayan memenangi INAICTA 2009 untuk kategori open source 
Senayan pertamakali digunakan di Perpustakaan Departemen Pendidikan Nasional. Pengembangan Senayan dilakukan oleh SDC (Senayan Developers Community). Di koordinir oleh Hendro Wicaksono, dengan Programmer Arie Nugraha, Wardiyono. Sementara dokumentasi dikerjakan oleh Purwoko, Sulfan Zayd, M Rasyid Ridho, Arif Syamsudin. Pada Januari 2012, developer SLiMS bertambah 2 orang, yaitu: Indra Sutriadi Pipii (GOrontalo) dan Eddy Subratha (Jogjakarta). Selain itu, ada pula programmer Tobias Zeumer (tzeumer@verweisungsform.de), dan Jhon Urrego Felipe Mejia (ingenierofelipeurrego@gmail.com). Situs resmi SLiMS, saat ini ada di http://slims.web.id
Menurut Hendro Wicaksono dan Arie Nugraha, anggota tim pengembang Senayan, program manajemen perpustakaan ini pertama kali dikembangkan pada November 2006. Waktu itu, para pengelola Perpustakaan Departemen Pendidikan Nasional di Jakarta tengah kebingungan karena program manajemen perpustakaan Alice habis masa pakainya. Alice adalah perangkat lunak bikinan Softlink sumbangan Pusat Kebudayaan Inggris, British Council.
Departemen tak memiliki anggaran untuk memperpanjang masa pakai Alice. Selain itu, Alice adalah produk tidak bebas (proprietary) yang serba tertutup. Staf perpustakaan sulit mempelajari program tersebut. Alice bahkan tak dapat dipasang di server atau komputer lain, sehingga tidak dapat didistribusikan ke perpustakaan di lingkungan departemen tersebut.
Hendro lantas mengusulkan ke Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat, yang memayungi perpustakaan di departemen itu, untuk membuat program baru sebagai pengganti Alice. ”Karena awalnya dikembangkan dengan uang negara, harus bisa diperoleh secara bebas oleh masyarakat,” katanya.
Software baru itu kemudian dikembangkan dengan General Public License, sistem perizinan yang lazim digunakan dalam perangkat lunak berbasis sumber terbuka. Perizinan ini mensyaratkan agar software tersebut harus dapat digunakan, dipelajari, diubah, dan didistribusikan ke pihak lain secara bebas.
Pada awalnya Hendro dan Arie Nugraha, pustakawan lain di sana, mencari perangkat lunak yang sudah jadi, tapi terbentur sejumlah masalah. Beberapa peranti lunak, seperti PHP MyLibrary dan OpenBiblio, ternyata kurang serius menerapkan prinsip pengembangan aplikasi dan basis data. Dalam basis data yang bagus, misalnya, tabel pengarang dan buku harus terpisah. ”Nah, software yang ada waktu itu menggabungkan keduanya, sehingga tabel itu jadi lebih rumit karena memuat data pengarang 1, pengarang 2, dan seterusnya,” kata Hendro.
Teknologi yang digunakan dalam software itu pun umumnya memakai bahasa pemrograman Perl dan C++ yang relatif lebih sulit dipelajari oleh para pustakawan departemen yang tak punya latar belakang ilmu teknologi informasi. Selain itu, beberapa perangkat lunak tersebut sudah tidak aktif atau lama sekali tidak muncul versi terbarunya.
Dengan berbagai pertimbangan itu, mereka memutuskan membuat perangkat lunak yang baru sama sekali dengan memanfaatkan bahasa pemrograman PHP dan basis data MySQL, yang mereka pelajari secara otodidak. ”Kami semua berlatar belakang pustakawan. Kebetulan kami suka pada teknologi informasi dan sama-sama mempelajarinya,” kata Arie.
Karena awalnya dikembangkan di perpustakaan yang berlokasi di kawasan Senayan dan nama itu dirasa cocok dan punya nilai pasar yang bagus, aplikasi sistem perpustakaan itu pun dinamai seperti tempat kelahirannya.
Senayan berukuran kecil dan sangat mudah dipasang di komputer, baik yang memakai sistem operasi Linux maupun Windows. ”Besar seluruh file program, termasuk program Linux, kurang dari 1 gigabita,” kata Arie saat menjaga gerai Senayan di pameran Global Conference on Open Source di Hotel Shangri-La Jakarta, 27 Oktober lalu.
Meski dibangun di atas platform GNU/Linux, Senayan bisa berjalan hampir di semua sistem operasi komputer, termasuk Windows dan Unix. Untuk memudahkan interaktivitas pengguna, aplikasi ini juga memakai teknologi AJAX (Asynchronous JavaScript and XML) untuk tampilannya di peramban. Beberapa software bersumber terbuka lain juga dipasang di Senayan untuk memperkaya fiturnya, seperti genbarcode untuk pembuatan barcode, PhpThumb untuk menampilkan gambar, dan tinyMCE untuk penyuntingan teks berbasis web.
Yang terpenting, Senayan dirancang sesuai dengan standar pengelolaan koleksi perpustakaan, misalkan standar pendeskripsian katalog berdasarkan ISBD yang juga sesuai dengan aturan pengatalogan Anglo-American Cataloging Rules. Standar ini umum dipakai di seluruh dunia. ”Karena yang mengembangkan adalah para pustakawan, kami berani menjamin bahwa aplikasi ini sesuai dengan standar yang dibutuhkan pustakawan di dalam dunia kerjanya,” kata Hendro.
Untuk mengembangkan Senayan, Hendro dan Arie mengajak anggota di mailing list ISIS (ics-isis@yahoogroups.com)—kelompok diskusi para pustakawan pengguna perangkat lunak manajemen perpustakaan milik UNESCO—bergabung. Beberapa pustakawan lain menanggapi rencana mereka, bahkan turut membantu mengembangkan peranti lunak itu.
Jadilah Senayan versi beta yang hanya beredar di kalangan pustakawan di kelompok diskusi itu. Merekalah yang menguji dan kemudian memperbaiki bolong-bolong dalam program tersebut. Akhirnya, setelah program itu dirasa cukup stabil, Senayan dirilis ke publik pada November 2007, bertepatan dengan ulang tahun Perpustakaan Departemen Pendidikan Nasional yang ketiga.
Seperti yang mereka perkirakan sebelumnya, beberapa kegagalan terjadi ketika program itu dijalankan. Arie, yang bertugas menjaga kelancaran migrasi itu, mendapat keluhan bertubi-tubi dari para pengguna dan harus langsung memperbaiki program itu. ”Bugs (gangguan pada program) memang masih banyak pada program awal ini,” kata Arie, yang kini menjadi dosen teknologi informasi di almamaternya, Universitas Indonesia.
Tiga bulan berikutnya, Hendro mengundang beberapa pustakawan yang aktif di mailing list ISIS untuk menghadiri Senayan Developer’s Day—acara perekrutan tenaga pengembang program itu. Dari acara tersebut, terpilihlah empat nama: Purwoko, pustakawan Fakultas Geologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta; Wardiyono, programer sebuah organisasi lingkungan; Sulfan Zayd, pustakawan di Sekolah Mentari; dan Arif Syamsudin, pustakawan di Sekolah Internasional Stella Maris.
Selama tiga hari para pustakawan terpilih itu berkumpul dan berkonsentrasi dalam penambahan fitur, perbaikan, dan pembaruan dokumen Senayan. Hasilnya, mereka meluncurkan Senayan versi yang lebih stabil dan dokumen program. Maret tahun berikutnya mereka berkumpul kembali dengan kegiatan yang sama.
Belakangan, mereka mendapat bantuan dari Tobias Zeumer, programer di Jerman. Zeumer mengganti program multibahasa Senayan dengan PHP Gettext, standar program multibahasa di lingkungan peranti lunak sistem terbuka. ”Dia peduli pada pengembangan Senayan dan salah satunya adalah menambahkan fitur bahasa Jerman pada Senayan,” kata Hendro.
Selain terus memperkaya Senayan, tim pengembang terus membuat paket program untuk memudahkan pemasangan. Paket yang disebut Portable Senayan (psenayan) ini berisi program Senayan, Apache (program untuk server), PHP, dan MySQL. Pengguna tinggal mengopi, mengekstrak, dan langsung menggunakannya pada komputer atau server masing-masing.
Ketika dirilis pertama kali, Senayan baru diunduh 704 kali. Angka ini melonjak menjadi 6.000 kali lebih pada Desember 2007 dan 11 ribu lebih Januari 2008. Adapun pada Oktober lalu program itu sudah diunduh hampir 27 ribu kali. Dengan demikian, total sudah 250 ribu kali lebih program itu diunduh.
Karena dapat diunduh secara bebas, Hendro dan kawan-kawan tak tahu persis berapa banyak pengguna aplikasi ini. Tapi sedikitnya ada sekitar 218 perpustakaan dan lembaga lain yang mengaku memakai Senayan, seperti Pusat Studi Jepang UI, Perpustakaan Kedokteran Tropis UGM, Sekolah Indonesia-Kairo di Mesir, Perpustakaan Indonesian Visual Art Archive, Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Rumah Sakit M.H. Thamrin Cileungsi, Institut Bisnis dan Informatika Indonesia, serta Perpustakaan Umum Kabupaten Pekalongan.
22 maret 2008 dirilis senayan3-stable2. Awal April 2008 library@senayan mulai resmi mengimplementasikan Senayan menggantikan Alice. Sampai proposal ini dibuat, rilis terakhir Senayan adalah senayan3-stable9. Untuk mempercepat pengembangan Senayan, beberapa hal yang dilakukan antara lain:
Mengadakan Senayan Developers Day (SDD). Yaitu para developer inti Senayan, dikumpulkan selama kurang lebih 2-3 hari di library@senayan dan berkonsentrasi melakukan penambahan fitur, perbaikan dan update dokumentasi. Output dari kegiatan adalah rilis baru dan update dokumentasi.
Dalam setiap rilis Senayan, saat ini didistribusikan dalam dua versi.
Pertama, Senayan Source. Yaitu hanya aplikasi Senayan, yang ditujukan untuk pemakai tingkat lanjut, atau mereka yang sudah memiliki komputer dimana web server (biasanya Apache), PHP dan MySQL sudah terinstall sebelumnya. Pengguna sistem operasi selain Windows juga menggunakan distribusi ini.
Kedua adalah distribusi Portable Senayan (psenayan). Yaitu Senayan yang sudah dipaketkan dengan Apache, PHP dan MySQL. Sehingga pengguna tinggal copy, ekstrak, dan gunakan. Ditujukan untuk pengguna Windows yang biasanya masih awam dengan persyaratan software yang harus tersedia untuk menjalankan Senayan.
  2. Kelebihan Senayan Library Management System (SLiMS)  Secara Umum
  1. Senayan dapat diperoleh dan digunakan secara gratis
  2. Mampu memenuhi kebutuhan otomasi perpustakaan
  3. Senayan dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman interpreter
  4. Senayan dikembangankan oleh sumber daya manusia lokal
  5.  Instalasi Mudah dilakukan
  6.   Mampu berjalan di sistem operasi linux maupun windows.
Kekurangan Senayan Library Management System (SLiMS) Secara Umum
 
1. Kompatibilitas web browser
Untuk mengakses Senayan diperlukan web browser. Sayangnya tidak semua web browser mampu menjalankan aplikasi ini dengan sempurna. perangkat lunak ini merekomendasikan mozilla firefox sebagai web browser. Sehingga jika penggunaan web browser selain mozilla firefox mampu tampilan Senayan tidak akan muncul secara sempurna. Misalnya ada beberapa menu yang akan tertutupi oleh banner jika pengguna menggunakan internet eksplorer sebagai web browser. Namun jika hanya digunakan untuk mengakses OPAC (online public access catalog) semua web browser dapat digunakan.
2. Otoritas  akses file
Senayan menyediakan fasilitas upload (unggah) file. Dengan fasilitas ini pengelola perpustakaan dapat menyajikan koleksi digital yang dimiliki perpustakaan, seperti e-book, e-journal, skripsi digital, tesis digital dan koleksi digital lainnya. Namun fasilitas upload file ini tidak dilengkapi dengan pembagian otoritas akses file.

3. Proses Install Slims8_Akasia di LInux Mint 
  1.  Kalian install Lamp terlebih dahulu (Php,Apache2,mySQL,dan MariaDB)
  2.  Kalian harus memiliki file slims8_Akasia yang akan diinstall atau dapat kalian klik Disini SLiMS 8-akasia (Download)
  3.  Ekstrak file tersebut
  4.  pindahkan file tersebut ke /var/www/html
  5.  Setelah itu ubah nama file slims8-akasia kalian menjadi slims8 agar lebih mudah diingat
  6.   kemudian kalian ketikan localhost/phpmyadmin
  7. Log in dan lalu buat Database yang baru dengan nama "slims" lalu create




8. Lalu kalian buka tab baru dan ketikan  localhost/slims8 . kemudian akan tampil seperti dibawah ini lalu kalian klik  LET'S START THE INSTALLATION




9. Setelah itu, kalianklik Next Install


 
10. Setelah itu isikan data-datanya :








Database Host : nama Host pada database
Database Name : nama database yang kalian buat di database phpmyadmin
Database Username : nama database (root) saat login diphpmyadmin
Database Password : password database kalian saat login di phpmyadmin

Username : username untuk login sebagai admin
Password : password untuk login sebagai admin
Retype Password : isikan password seperti diatas


11. Apabila ada kesalahan seperti pada step 3 ini kemungkinan kalian belum memberikan hak akses.


Hal yang harus dilakukan :
Kalian bukan terminal lalu Sebelumnya kalian pindah direktori dengan mengetikan cd /var/www/html
Seperti tahapan dibawah ini :


 Setelah kalian berhasil dan selesai memberikan hak akses kalian buka lagi halaman yang sebelumnya failed pada step 3 lalu refresh.

12. Kemudian akan tampil seperti dibawah ini lalu tinggal klik "OK,START THE SLIMS"



 13. OK Installasi selesai dan berikut tampilan awal dari slims 8 akasia.



Kesimpulan :
Jadi dalam menginstall slims sebenarnya tidak sulit hanya saja dalam mengekstrak dan menempatkan file kalian harus benar dan jangan lupa untuk memberikan hak akses agar instalasi slim dapat dijalankan dengan baik.
Slims akan mempermudah seseorang dalam pembelajaran karna seperti perpustakaan buku.


Sekian yang dapat saya bagikan apabila ada kesalahan mohon maaf.SEmoga bermanfaat dan membantu kalian.


Om shanti,shanti,shanti Om



0 komentar:

Posting Komentar